Agak bingung dengan frase saling melengkapi ini. Banyak nasehat, jodoh itu saling melengkapi. katanya jangan mencari yang sempurnah, karena tidak ada yang sempurnah. tetapi carilah yang melengkapi kekuranganmu.
Entah seberapa setuju orang orang dengan ini, tetapi aku merasa aneh sekali kalau harus berbicara saling melengkapi.
Menurutku, apapun kekurangan kita, tanpa perbaikan selamanya akan jadi kekurangan. bukan justru karena kita kekurangan dibidang satu lantas kita mencari seseorang yang akan menjadi pelengkap dari kekurangan kita, atau yang menyempurnahkan kekurangan kita. Jadi, makin sempurnah gitu kekurangannya?
Jodoh itu bukan hukum, gak ada halal haramnya. gak ada hukumnya haram memilih jodoh yang begini atau begitu.
bukankah ada hadits yang bilang "Seorang wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung."
so, bukankah disitu dikatakan "pilihlah". artinya ini perintah. Jadi, kalau aku memilih wanita yang begini begitu apa salahnya? yang salah itu, kalau aku tidak memasukan kriteria "karena agamanya" kedalam daftar kriteriaku.
baik, pilihan itu menentukan apakah bisa saling melengkapi atau tidak. kata saling ini artinya bersama sama melengkapi. sisuami kekurangan Motivasi untuk bekerja keras, si Istri menjadi motivasi untuk suaminya. si Istri kurang teliti dalam berumah tangga, sisuami jadi yang mengkoreksi agar semakin teliti.
apakah si suami juga harus teliti agar bisa mengkoreksi si istri? enggak juga. inilah gunanya saling belajar. Menyempurnahkan itu bukan salah satunya bagus di satu bidang dan satunya jelek dibidang lain. menyempurnahkan itu sama sama belajar pada kebaikan.
Gak ada ceritanya, kalau sisuami sudah baik, ganteng, sholeh, lantas mendapatkan si istri yang gak sholehah. Bagiku itu tidak mungkin, kenapa? Janji Allah tidak begitu. Janji Allah itu, perempuan baik untuk lelaki baik, perempuan hina untuk lelaki hina.
Jadi lelaki baik, tidak mungkin dengan perempuan Hina.
Jadi, kalau merasa diri ini baik, tentu akan tetap mencari dengan kriteria kriteria yang baik, sedangkan kalau kita tidak begitu baik, tentu kriterianya juga tidak begitu baik. apalagi yang tidak baik, pasti kriterianya juga tidak baik.
Pilihlah, kita diajarkan untuk memilih. Memilih yang bagaimana itu tergantung dengan keluasan cara pandangmu dan tentu saja bergantung dengan kebutuhanmu di masa depan.
Bukan berarti ketika aku punya Visi, bahwa menikah itu harus mengutamakan pendidikan anak, lantas aku mencari perempuan yang punya Visi yang sama dalam berumah tangga. tetapi aku mencari perempuan yang Visinya tidak akan bertentangan dengan Visiku, sehingga apa yang aku Visikan dan apa yang dia Visikan, bisa kami kejar bersama sama.
Melengkapi itu bukan menutup kekurangan. tetapi melengkapi itu saling berjalan maju mencari kebaikan kebaikan masing masing.
Ini hanya pendapat pribadi, boleh setuju boleh tidak.
makasih.
Entah seberapa setuju orang orang dengan ini, tetapi aku merasa aneh sekali kalau harus berbicara saling melengkapi.
Baca: Surat untuk Hatiku yang Terluka
Menurutku, apapun kekurangan kita, tanpa perbaikan selamanya akan jadi kekurangan. bukan justru karena kita kekurangan dibidang satu lantas kita mencari seseorang yang akan menjadi pelengkap dari kekurangan kita, atau yang menyempurnahkan kekurangan kita. Jadi, makin sempurnah gitu kekurangannya?
Kopi dan Gula |
Jodoh itu bukan hukum, gak ada halal haramnya. gak ada hukumnya haram memilih jodoh yang begini atau begitu.
bukankah ada hadits yang bilang "Seorang wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung."
so, bukankah disitu dikatakan "pilihlah". artinya ini perintah. Jadi, kalau aku memilih wanita yang begini begitu apa salahnya? yang salah itu, kalau aku tidak memasukan kriteria "karena agamanya" kedalam daftar kriteriaku.
baik, pilihan itu menentukan apakah bisa saling melengkapi atau tidak. kata saling ini artinya bersama sama melengkapi. sisuami kekurangan Motivasi untuk bekerja keras, si Istri menjadi motivasi untuk suaminya. si Istri kurang teliti dalam berumah tangga, sisuami jadi yang mengkoreksi agar semakin teliti.
apakah si suami juga harus teliti agar bisa mengkoreksi si istri? enggak juga. inilah gunanya saling belajar. Menyempurnahkan itu bukan salah satunya bagus di satu bidang dan satunya jelek dibidang lain. menyempurnahkan itu sama sama belajar pada kebaikan.
Gak ada ceritanya, kalau sisuami sudah baik, ganteng, sholeh, lantas mendapatkan si istri yang gak sholehah. Bagiku itu tidak mungkin, kenapa? Janji Allah tidak begitu. Janji Allah itu, perempuan baik untuk lelaki baik, perempuan hina untuk lelaki hina.
Jadi lelaki baik, tidak mungkin dengan perempuan Hina.
Baca: Untuk Kamu yang Belum Bisa Move On
Jadi, kalau merasa diri ini baik, tentu akan tetap mencari dengan kriteria kriteria yang baik, sedangkan kalau kita tidak begitu baik, tentu kriterianya juga tidak begitu baik. apalagi yang tidak baik, pasti kriterianya juga tidak baik.
Pilihlah, kita diajarkan untuk memilih. Memilih yang bagaimana itu tergantung dengan keluasan cara pandangmu dan tentu saja bergantung dengan kebutuhanmu di masa depan.
Bukan berarti ketika aku punya Visi, bahwa menikah itu harus mengutamakan pendidikan anak, lantas aku mencari perempuan yang punya Visi yang sama dalam berumah tangga. tetapi aku mencari perempuan yang Visinya tidak akan bertentangan dengan Visiku, sehingga apa yang aku Visikan dan apa yang dia Visikan, bisa kami kejar bersama sama.
Melengkapi itu bukan menutup kekurangan. tetapi melengkapi itu saling berjalan maju mencari kebaikan kebaikan masing masing.
Ini hanya pendapat pribadi, boleh setuju boleh tidak.
makasih.
Comments
Post a Comment