Perjalanan ke Sabak Bernam

Pertama-tama aku akan ceritakan bagaimana aku bisa sampai ke Kuala Lumpur. Misinya adalah mengantarkan uang kepada kaka sepupuku untuk tambahan bayar denda ke Imigrasi Malaysia karena dia masuk sebagai TKI Ilegal.
Dilmuali dari kedatangan di Bandara KLIA2, setelah stamp di Imigrasi dan masuk ke Malaysia, hal pertama yang aku cari adalah mesin ATM. Walau di dompetku ada USD 50, THB 3.500, dan IDR 850.000 tetapi aku sama sekali tidak memegang ringgit Malaysia. 
Sesampainya di mesin ATM, aku langsung mulai tarik MYR 1.500, tetapi gagal. Sedikit panik, tetapi langsung ku tepis dengan hipotesis bahwa memang di ATM tersebut di batasiu tidak bisa tarik MYR 1.500. Berikutnya kucoba lagi ke ATM yang kedua langsung ku coba untuk tarik tunai MYR 1.000. gagal lagi. sedikit frustasi, apakah kepotong atau tidak di rekekningku. Sedangkan kondisi smartphone tidak bisa akses internet karena belum punya sim card local Malaysia. ATM ketiga aku coba tarik MYR 500. Berhasil!!. Langsung aku pergi mencari stand yang jual Simcard di bandara KLIA2 itu.
ingat kata sepupuku sebelum aku berangkat ke Malaysia dulu, dia bialng jika ingin menggunakan kartu malaysia, bagusnya adalah cellcom. Entah memang bagus atau tidak aku juga tidak tau, yang pasti karena sepupuku juga memakai cellcom maka akupun membeli cellcom. 
Akhirnya dapat sebuah stand yang memang hanya menjual cellcom. Petugasnya lansgung menyapa dengan ramah dan menanyakan apakah ingin menggunakan cellcom, kujawab iyaa. "How long time you stay here?" Tanyanya.
"Only two days" jawabku.
"Oke, if only two days, I can give you this pack. 1.5 Gb Data, free call and free sms to all cellcom".
"OK" jawaku tanpa banyak tanya, karena aku juga panik ingin segera bisa mengecek rekeningku, apakah berkurang atau tidak.
Setelah minta passport dan mengisi data dataku untuk simcard tersebut, akhirnya Hapeku di kembalikan juga. Sayangnya belum bisa kupakai untuk internet, maka kukembalikan lagi kepadanya. Sambil bilang, "if this stiil cannot open the internet, I will borrow your computer to cek my account bank" dia diam saja, tak berapa lama dikembalikan lagi hapeku dan aku langsung cek ke internet banking untuk cek saldoku. Alhamdulillah ternyata hanya kepotong penarikan MYR500 tadi. Setelah lega barulah kubayar simcard tersebut. MYR 30.
Keluar dari stand yang jual simcard tersebut, aku langsung mencari di mana halte atau terminal bus. Sambil berusaha menghubungi sepupuku. Begitu dapat bus, langsung mau masuk ternyata petugasnya bilang aku harus beli tiket terlebih dulu di locket penjulan tiket bus. Mau tidak mau harus berjalan lagi kedalam bandara.
"Boleh nak puduraya?" Tanyaku pada salah satu petugas yang ada di locket penjualan tiket bus.
"Boleh" jawabnya. "Berangkat sekarang tak apa kah?" Lanjutnya lagi.
"Oke, tak apa." Jawabku mantap.
"10 ringgit. Bur-buru nak bas ya. Basnya berangkat sekarang" jawabnya lagi sambil memberiku tiket dan aku membayarnya.
Kulihat di tiket tertera keberangkatan jam 12:00 PM, sedangkan ketika itu jam di Hapeku 11:03 PM (GMT+7) jadi aku langsung buru buru pergi ke busnya. Sampai di bus benar saja, begitu aku naik langsung berangkat. 
Jadi kalau di perhatikan ternyata bus di Malaysia itu sepeti kereta api kalau di indonesia, jadi kami harus beli tiket kemana dan harus turun dimana, bahkan nomor kursi duduknya pun ada.
Bus berjalan, sepupuku baru bisa kuhubungi, langsuing saja aku informasikan bahwa aku sedang dalam perjalanan ke kota Kuala Lumpur dari bandara KLIA2. 
Setelah 1 jam lebih baru sampai di Kuala Lumpur, ternyata jarak dari bandara ke Kota Kuala Lumpur sendiri cukup jauh. Mengingat tiket kambaliku adalah hari rabu jam 14:55 Waktu Malaysia, kemudia bus dari Sabak bernam kembali ke Kuala Lumpur paling pagi adalah jam 10:00 pagi. Jadi perkiraanku, kalaupun dari sabak bernam bisa jam 12 sampai di KualaLumpur, artinya jam 1 lebih baru bisa sampai bandara, dan itu waktu yang terlalu mepet untuk cekin penerbangan. akhirnya aku hubungi lagi sepupuku dan menginformasikan bahwa malam ini harus bertemu, tidak bisa besok malam. Aku takut tidak bisa mengejar jadwal penerbangan. 
Sampai di terminal Puduraya, disana banyak sekali calo yang menawarkan tiket bus ke Johor dan singapura, aku berjalan saja memutar-mutar sambil mencari papan yang menunjukan bus ke arah sabak bernam. Karena perut sudah lapar dan badan gemeteran, maka ketika salah satu calo tanya aku hendak kemana, kujawab saja aku mau makan dulu. Lalu di tunjukan kepadaku sebuah restoran kecil yang tak nampak sebagai restoran. 
Masuk ke Restoran yang sepi, karena memang puasa. Dan para pengelolanya semuanya berwajah pakistan (mungkin banglades). Aku masuk sambil menyeret koperku, tibatiba seorang petugas yang sedang menyusun air mineral di lemari es memanggilku, sambil menunjuk tasku dan kemudian menunjuk arah banyak koper lain. Sejenak aku tak mengerti maksudnya, namun setelah beberapa kali ia menunjuk hal yang sama, akhirnya aku paham. Ternyata ia ingin agar aku menaruh koperku di depan meja kasir. Tidak boleh di bawah masuk ke dalam.
setelah menaruh koper aku langsung duduk. Anehnya, tidak ada yang menawariku akan makan apa. Lalu ada seseorang yang sedang mengangkut beras dari luar kebelakang ku sapa dan kutanyakan menunya, di bilang tidak ada daftar menu, tetapi jika ingin makan, masakan yang sudah siap tersedia didepan. 
Begitu di tunjukin deretan masakannya, aku langsung tunjuk. "Oke, I want rice and this and this". Tau apa jawabnya? Di berjalan memutariku lalu, "this is rice and this is plate" sambil tangannya mebukan bakul nasi dan menunjuk piring. Sejanak bingung, lalu segera bertanya "am I take by my self?". "Yes" jawabnya singkat.
Sudah jelas, aku ambil piring, nasi, lauk dan duduk kembali di meja makanku tadi. Kemudian si kasir langsung kasih aku bill senilai 8 Ringgit. Kepada si kasir aku tanya; "bisa cakap melayu tak?" Wajahnya seolah mengatakan "apa?" Atau "what?" Antara ia tidak mengerti pertanyaanku atau ia tidak dengar suaraku.
"Can you speak malayu?" Lebih kukeraskan suaraku dan kugunakan bahasa inggris.
"I cannot". Jawabnya singkat.
"Ok. Thank you".
begitu selesai makan aku langsung pergi ke mesin ATM dulu, bank yang kulihat saat itu hanya Islamic Public Bank. Masuk ke galery ATMnya dan segera tarik tunai, karena ingat janjiku ke sepupuku, bahwa aku akan meberinya 1500 ringgit. Tarik langsung MYR 1.500 ternyata gagal, ada keterangan bahwa aku hanya bisa ambil maksimal 1000. Oke lalu aku ambil 1000. Berhasil, hanya saja sedikit merepotkan, karena yang ku ambil ternyata uang pecahan 50 ringgit. Jadinya terlalu tebal dan banyak di dompetku. 
Setelah ada pegangan uang yang sekiranya cukup, aku berusaha mencari orang dengan wajah melayu yang kuharap bisa membantuku menemukan di mana bus tujuan Sabak Bernam. Oleh semua orang di terminal itu aku di arahkan ke sebuah gedung yang seperti sebuah mall. Sampai depan mall, aku tanyakan lagi di jawabnya, "abang pergi nak level 3. Beli tiket bas. Basnya ada di dasar bangunan."
masuk ke mall tersebut, di dalam masih bertanya pada banyak orang dimana tempat beli tiket bas ke Sabak Bernam. Begitu ketemu jam sudah menunjukan 14:30 waktu Malaysia. Aku ada di antrian keempat untuk membeli tiket. Kubaca pangumuman bahwa bus ke Sabak bernam berangkat dari Puduraya jam 10:00, 12:00, 14:00, 16:00, dan 18:00. Ketika pada giliranku untuk membeli tiket aku ingin yang jam 4 sore, ternyata untuk berangkat jam 4 sore sudah habis. 
Tiket sudah kupegang, waktu masih panjang untuk menunggu berangkat, aku kirimkan pesan ke nomor sepupuku, aku informasikan bahwa aku berangkan jam 6 dari Sabak Bernam. Tapi aku tak tau sampai di Sabak Bernam Jam berapa. 
Sambil menunggu jadwal berangkat bus, aku pergi ke galery ATM yang ada di mall itu. Aku mau tarik tunai lagi karena masih kurang untuk kuberikan pada sepupuku. Aku coba sampai 3 mesin ATM semuanya di reject. Hanya dimesin ATM Maybank ada informasi bahwa kartu debitku limit, artinya untuk hari itu aku sudah tidak bisa tarik tunai lagi.
Aku mulai hitung, artinya aku hanya bisa ngasih ke kaka sepupuku itu sekitar 1200-1300 ringgit saja. Keculai jika bisa bertemu sampai dengan tengah malam, maka aku akan bisa tarik lagi dan bisa memberinya utuh 1500 ringgit sesuai janjiku.
jam 6 sore bus berangkat dari terminal Puduraya ke Sabak bernam. Selama perjalanan Hape sengaja kumatikan untuk menghemat bateray. Powerbank yang kusiapkan sudah habis dari perjalanan Bandara ke Kuala Lumpur. 
Sampai di sabak bernam jam 9:45 malam. Aku hidupkan hapeku dan masuk sms dengan nomor baru. Kaka sepupuku dengan nomor temannya minta agar menghubungi ke nomor tersebut. langsung saja kupanggil ke nomor tersebut. Di reject. Lalu telpon balik, aku angkat, dan aku hanya bilng singkat "aku sedang di pertigaan terminal, di depan 7eleven". Dia jawab "ok". 
Tak berapa lama ia sampai. Selayaknya sahabat dan keluarga yang tak pernah bertemu lama, kami salaman dan berpelukan. Langsung cari kedai dan ngobrol. 
Setelah urusannya semua beres. Kurang dari 1 jam. Aku langsung di antar ke hotel yang merupakan satu-satunya hotel yang ada di kota itu. Aku berikan ke kakak sepupuku MYR 1300, sehingga sisa ringgitku hanya 134 ringgit. Kakaku pergi dan aku langsung cek in.
di hotel di jelaskan bahwa harga sewa kamar RM85, lalu depositnya RM50, totalnya RM135. Kurang 1 ringgit. Kepada petugas kubilang, "can I pay room with my debit card and deposit with cash?"
"I will try" sambil menerima kartu debitku.
Beberapa kali di coba ternyata gagal. Jelas gagal, karena memang sudah limit. 
"If I pay room with Ringgit and  deposit With U.S. Dollar, can or not?" Aku mencoba untuk menawar. 
"I am sorry mister,  we only reciept Ringgit" 
"Hmm, so?"
"Ho much u have ringgit?"
Aku tak bilang apa apa hanya mengeluarkan semua ringgitku. Oleh resepsionisnya ternyata di ambil semua ringgitku. Aku lega akhirnya aku bisa istirahat meski uang ringgitku habis semua.  
Di kamar aku mulai merencanakan untuk menarik tunai lagi di ATM yang ada di kota itu nanti setelah jam 12 malam. Setelah limit habis. Dan mebeli makan karena seharian baru makan pada siang hari di Puduraya tadi. 
Kedua Hape sudah mati sejak minum kopi di kedai. dan nasib sial lagi, aku tak bisa charg hapeku, karena chargerku hanya kaki dua, sedangkan listrik di Malaysia menggunakan kaki 3.
Cerita Inspirasi, Inspirasi

Cerita Inspirasi, Inspirasi
Stopkontak di hotel
Akhirnya kupilih salah satu untuk ku charg ke resepsionis. Setelah minta tolong untuk charg hape ke resepsionis aku langsung keluar ke ATM karena sudah lebih dari jam 12 malam. Dengan harapan aku bisa menarik uang lagi dan bisa beli makan. 
Ada 4 Bank di kota itu, 3 diantaranya suport Mastercard, 1 nya tidak suport. Tetapi ada kesamaan dari kesemua bank disana, dan ini merupakan kesialan berikutnya dimalam itu. Semua mesin ATM disana tutup setelah jam 12 malam. Artinya sebelum jam 12 aku tidak bisa tarik tunai karena limit, setelah jam 12  aku juga blm bisa tarik tunai karena Mesin ATMnya sudah tutup. 
Akhirnya aku kembali dengan lemas. Perut lapar. Kurang istirahat. Sambil berpikir di dalam hati, "mungkin  seperti inilah rasanya punya uang tapi tak bisa apa apa." Sampai di hotel aku minta lagi hapeku dari resepsionis dan kupasang alaram jam 5:45 pagi agar bisa ke Mesin ATM lebih pagi. Karena mesin ATM buka kembali jam 6 pagi.
Uang, Uang Kertas, Inspirasi, Kisah Inspirasi
Padahal ada uang. Tapi tak punya ringgit. Jadi miskin.
Bangun jam 5:45 pagi. Mandi, dan lansgung pergi ke ATM. Karena bagaimanapun juga batin masih belum bisa tenang karena tidak membawa ringgit sama sekali. Sampai di ATM bisa tarik kembali RM600. Dalam hati bersyukur sekali karena bisa mendapatkan uang lagi. Setidaknya ketakutan tidak bisa pulang telah pupus. Ganti menjadi keyakinan bahwa semuanya akan baik baik saja. 
Dan mungkin karena masih efek lapar. Setelah dari ATM aku kembali ke hotel sampai di hotel baru sadar perut kelaparan, akhirnya kambali lagi keluar dan cari warung, warung yang buka hanya deket ATM, jadi lumayan lagi jalannya. Setelah makan kembali lagi ke hotel. Sampai di kamar hotel baru ingat kalau aku mesti beli colokan yang menyambungkan kaki 2 ke kaki 3 agar bisa charg hape. Balik lagi ke 7eleven yang juga jaraknya berdekatan dengan ATM dan warung tempat sarapan tadi. Jadi 3 kali bolak balik mencari hal yang seharusnya bisa di kerjakan dalam sekali jalan. 
Jam sudah menunjukan jam 8:00 pagi. Bus pertama jam 10:00, belum beli tiket, jadi kurencanakan untuk cek out jam 9:00 dan langsung ke terminal untuk membeli tiket bus dan menunggunya. 
Kisah Inspirasi, Inspirasi

Kisah Inspirasi, Inspirasi


Kisah Inspirasi, Inspirasi

Kisah Inspirasi, Inspirasi

Kisah Inspirasi, Inspirasi

Kisah Inspirasi, Inspirasi

Gambar gambar ini adalah foto yang ku ambil dari hotel ke arah timur pada pagi hari. Setelah bisa tarik Tunai di ATM tentunya. Setidaknya punya sedikit kenang kenangan dari kota Sabak Bernam.

Comments