Sakit itu kadang-kadang juga karena luka. Tetapi terkadang juga tidak ada luka yang sesungguhnya. Dalam dua minggu terakhir ini aku sakit, sakitku di awali, sakit kepala biasa. Kemudian hari berikutnya demam, hari berikutnya lagi tidak bisa makan (muntah-muntah), periksa ke dokter, kata dokter ada inveksi. Apanya yang inveksi, aku juga tidak tau. Kemudian bertambah parah menjadi batuk. Kemudian menyusul asam lambung karena telat makan, efek dari selalu muntah.
Obat alami untuk radang tenggorokan. |
Dari rasa sakit yang berkumpul, oleh temanku di katakan sebagai penyakit komplikasi ringan. Entah itu istilah benar atau salah. Kemudian dalam empat hari, aku tidak bisa makan, yang bisa di terima perutku hanya pisang dan pepaya. Minum obat? Tentu saja. Tetpai tidak bisa teratur, karena makanpun tidak bisa teratur.
Jadi bagaimana bisa sembuh? Kemudian yang ku andalkan hanya system kekebalan tubuhku sendiri. Obat penurun panas dan sakit kepala berhenti kuminum. Yang kuminum hanya anti biotik saja. Setelah demam dan sakit kepala mereda, anti biotik berhenti kuminum, ganti aku meminum obat batuk. Selama dua hari, makan hanya pisang, pepaya, dan obat batuk. Akhirnya hari ketiga bisa makan kembali, tanpa muntah. Walau hanya sekali dalam sehari, tetapi sudah bisa makan.
Dan setelah hari keempat belas, sakit yang tersisa hanya suara serak dan batuk saja. Kini sudah bisa makan normal, tidak ada nyeri lambung, tidak ada demam. Tidak ada sakit kepala. Yang tersisa hanya batuk dan suara serak.
Menyembuhkan penyakit itu juga menyakitkan. Entah sakit mana dulu yang ingin kamu sembuhkan? Kenyataanya sakit yang lain akan terbiarkan dan bisa jadi semakin parah. Selama penyembuhan demamku, batukku kubiarkan sampai akhirnya, demam dan sakit kepalku hilang. Selama menyembuhkan sakit kepala, batukku semakin menjadi-jadi. Istirahat jadi terganggu. Kini, setelah semuanya sembuh, tinggal batuk yang tersisa.
Akan ada sisa luka dan sakit meski semuanya telah berangsur-angsur disembuhkan. Luka apapun? Bahkan luka yang tak terlihat sekalipun. Ketika luka itu telah teriveksi, maka antibiotik sudah menjadi standar untuk dimakan. Dan luka disebelah mana dari hatimu, yang menjadikannya sakit?
Mungkin satu hal yang sangat sederhana yang sering orang lupakan, biarkan sakit hatimu semakin sakit, sakit sesakit sakitnya. Biarkan, jangan kau cari obat untuk menyembuhkan. Jangan kau melakukan apapun untuk meringankan beban. Ketika engkau sudah tidak bisa menahannya, tubuhmu hanya perlu memproduksi lebih banyak darah putih. Yang kemudian membuatmu demam. Setelah engkau demam, engkau akan butuh istirahat. Dan begitulah cara kerja kekebalan tubuh kita, kita akan terasa lebih ringan setelah istirahat. Kita akan segera pulih denganh lebih banyak istirahat.
Dan setelahnya rasa sakitmu akan terasa tidak semakin sakit lagi. Bisa jadi karena lukanya menyembuh, juga bisa terjadi karena engkau semakin kuat menahan rasa sakitnya. Jadi, untuk menyembuhkan rasa sakit itu, perlu merasakan rasa sakit yang lebih sakit lagi. Dan ketika kita sembuh nanti, kita akan sadar, bahwasannya, sakit itu bukan apa apa di bandingkan dengan sakit yang harus kita temui nanti, nanti, dan nanti. Semakin sakit yang kita rasa, daya tahan tubuh kita semakin kuat. Karena kita semakin tahu, sakit seperti apa yang bisa membuat kita sakit.
Dan ketika engkau patah hati? Potonglah sekalian, jangan biarkan patah dan menggantung.
#abdillahwahab
#patahhati #sakit
Comments
Post a Comment