Bagaiman Rasanya Jatuh Cinta?

Bagaimana rasanya jatuh cinta? Pernah terpikir untuk mendefinisikannya? Menggambarkan perasaan tidak bisa dengan kalimat yang seragam. Setiap individu memiliki kalimat sendiri untuk menjelaskan bagaimana perasaan yang mereka rasakan.
Bagaimana Rasanya Jatuh Cinta?
Bagaimana Rasanya Jatuh Cinta?

Tetapi untuk dewasa ini, pertanyaan bagaimana rasanya jatuh cinta. Bukan lebih ke pertanyaan. Tetapi lebih kepada pernyataan seolah orang yang menanyakan itu sudah terlalu lama tidak merasakan jatuh cinta.
Disini akan aku sampaikan rasanya jatuh cinta versi yang aku rasakan kali ini. Jatuh cinta yang sekarang hinggap di hatiku, bukan soal perasaan yang membuncah. Tetapi lebih kepada kesiapan dan kesempatan untuk membuka hati berikutnya.
Aku memutuskan untuk membuka hati, namun tetap bahwa aku baru berniat membuka hati untuk seseorang yang memang layak untuk kubukakan hatiku. Pertanyaan seberapa layak seseorang itu? Aku masih memepertimbangkannya dengan kesiapan diriku sendiri. Seandainya aku siap untuk lebih dari sekedar jatuh cinta kepadanya, maka aku akan membuka hati kepadanya. Tetapi jika hanya sekedar aku mencitainya, maka akan kututup kembali.
Pada dasarnya jatuh cinta tidak bisa kita pilih kepada siapa. Tetapi aku yakin, bahwa cinta, bisa kita pilih untuk kita rasakan atau abaikan. Dan aku memilih untuk mengabaikannya sementara waktu. Mencitai sesuatu yang salah, hanya akan membuat semua yang kubangun selama ini menjadi lebih berantakan. Lebih tidak terarah.
Dan ketika aku sudah siap nanti, maka akan aku sampaikan kepada yang memilikinya, bahwa hatiku siap menampungnya. Dan untuk waktu yang demikian, sekiranya bukan sekejap rasanya jatuh cinta. Cinta hanyalah pandangan bagaimana aku mengaguminya dan menginginkannya. Sedangkan memilikinya adalah komitmen untuk tetap menjaga dan bersama.
Siapkah?
Jadi bagaimana rasanya jatuh cinta ku kali ini? Lebih kepada kegundahan. Bukan apakah aku akan diterima atau ditolak. Tetapi lebih kepada, apakah aku bisa berkomintmen untuknya atau tidak. Ini bukan perkara cinta pada mata semata. Ini bukan soal seberapa aku nyaman hati ini dengan bersamanya. Tetapi kemudian, seberapa pantas dan layak diri ini untuk tetap berkomitmen menjaga ia agar tetap layak untuk tetap dicintai. Dan selalu merasakan jatuh cinta setiap harinya.
Cinta mengingatkan kita akan sesuatu yang paling kuat. Tetapi sebenarnya kekuatannya ada di keteguhan hati, Komitmen diri, dan kesiapan menanggung segalanya.
Mari merasakan jatuh cinta, tidak  hanya dari hati. Tetapi dari mata, dari cara berpikir, dari cara memutuskan, dan tentu saja dari kelayakan diri mencintai seseorang seperti apa.
Aku mencintaimu saat ini. Dan untuk sementara ini, aku belum siap untuk menjagamu, agar tetap layak untuk kucintai seterusnya.

#abdillahwahab

Comments