Pernahkah kamu menolong seseorang yang tidak kemu kenal? Kamu bahkan merelakan beberapa hal yang mungkin berharga pada saat itu untuk menolong seseorang. Mungkin pernah.
Lalu, apa yang kamu dapatkan dari hal itu? Apa keuntungan dari perbuatan yang kamu lakukan itu? Ungkapan terima kasih? Hanya itu? Ada yang lain?
Coba kita berfikir kembali manfaat dari kita menolong. Pertama kita coba cari apa alasan kita menolong? Biasanya karena, ada yang perlu ditolong. Ada yang meminta pertolongan, dan kita yang simpati untuk menolong.
Jika di sekitar kita, tiba tiba ada seseorang yang butuh pertolongan, sedangkan posisi yang bisa menolong hanya kita. Apa yang akan dilakukan? Mungkin sebagian besar akan menolongnya. Misalnya kita duduk di sebuah halte bus, tanpa sengaja ternyata ada kecelakaan tepat di depan kita. Reflect, pasti menolong. Mengangkat dia ke pinggir jalan. Memberinya minum. Jika ternyata parah, akan ada beberapa orang baik yang akan membantunya sampai ke rumah sakit.
Setelah semuanya selesai, hingga keluarga korban kecelakaan itu ketemu. Apa yang kita dapat? Ucapan terima kasih. Apakah ada lagi? Ada. ucapan terima kasih yang sebesar besarnya. Dan hanya itu. Bahkan jika di kecelakaan itu ternyata ada korban jiwa, mungkin kita malah berurusan dengan kepolisian untuk menjadi saksi.
Sama sekali tidak ada gunanya.
Yang kedua, jika kita menolong karena ada yang meminta tolong. Saya yakin seyakin yakinnya, seperti pengalaman penulis sendiri. Jika ada yang meminta tolong tetapi kita tidak kenal, apakah akan menolong? Saya yakin tidak. Tapi saya percaya ada beberapa orang yang akan melakukannya. Dan jika kita menolong atas permintaan seseorang yang kita tidak kenal. Kasusnya akan kembali kepada kasus pertama tadi, hanya akan mendapatkan ucapan terima kasih, atau ucapan banyak terima kasih.
Tapi bagaimana jika yang meminta pertolongan kita itu orang yang kita kenal? Jika permintaannya berhubungan untuk mengerjakan sesuatu, selama kita bisa dan ada waktu, biasanya akan menolong. Terlebih jika sifatnya meminta pertolongan dengan imbalan. Akan kita lakukan. Ketika sampai disini, ternyata ini bukan menolong. Tapi ini adalah bisnis.
Lalu, jika teman kita meminta pertolongan kita untuk meminjam uang, mudah. Kita berikan, dengan atau tanpa jaminan asal dengan jatuh tempo. Lalu, apa manfaat untuk kita, kita justru kehilangan aset. Apalagi jika teman meminjam dalam jumlah besar dan waktu yang lama. Nilai satu juta saat ini, hanya akan bernilai delapan ratus ribu 3 tahun kemudian. Jadi, bukan bermanfaat malah kita yang rugi. Jika kita meminta bunga agar kita tidak rugi karena dimakan inflasi, lagi-lagi, ini bukan menolong. Tetapi bisnis.
Jadi, apa manfaat menolong? Di kasus kedua pun, tidak ada gunanya menolong.
Ketiga, jika menolong seseorang karena kita simpati dan kita mampu untuk menolong. Perhatikanlah, kasus pertama, menolong orang yang butuh pertolongan hanya mendapatkan ucapan terima kasih. Lalu, bagaimana jika ternyata simpati kita salah menolong orang yang sebenarnya tidak butuh kita tolong? Ya, balasannya sama. Ucapan terima kasih, tapi kali ini sebuah penolakan.
Jadi melakukan sesuatu yang ditolak, tidak ada gunanya.
Jika kita tau menolong itu seperti itu, tidak ada gunanya, lalu kenapa masih banyak orang diluar sana yang mau menolong tanpa pamrih, mau memberikan sebagian besar hartanya untuk monolong orang orang dengan kebutuhan khusus dan sebagainya. Kenapa?
Coba kita telaah sedikit demi sedikit. Kita tentu sudah sering mendengar frase tolong-menolong, bantu membantu, saling menolong, dan sebagainya. Tapi perhatikan, frase-frase itu bermakna saling. Artinya bukan dilakukan oleh satu orang. Tapi beberapa orang untuk melakukan hal yang sama, yakni menolong.
Jika makna seharusnya adalah saling, kita seharusnya diuntungkan dengan kita menolong. Tapi apa keuntungannya? Ketika kita menolong, kita tidak mendapatkan keuntungan. Karena kita tidak dalam kondisi yang perlu ditolong. Kamu menolong, artinnya kamu memberikan pertolongan kepada seseorang, lalu apakah ketika itu kamu akan mendapatkan pertolongan kembali? Tidak. Karena posisimu bukan sedang perlu ditolong. Dan tentu saja, orang yang menerima pertolongan, sedang dalam kondisi tidak bisa menolong.
Sederhananya, ketika kamu memberikan sebuah pekerjaan kepada seseorang, apakah kemudian kamu akan diberi pekerjaan oleh orang itu? Tidak. Bahkan orang itu baru menerema sesuatu yang ia butuhkan.
Tapi ada yang lebih sederhana dari itu semua. Didalam kata “menolong”, ada kata dasar “tolong”. Jadi, ketika kita menolong, sesungguhnya kita sedang mengatakan “Tolong”. Yang maknanya kita meminta tolong.
Jadi, apa gunanya menolong? Buat saya pribadi, adalah meminta pertolongan sebelum saya membutuhkan pertolongan.
Menolong, tak perlu tanda tanya (?) karena tak ada gunanya.
Baca Juga : Di Malaysia Ketemu. . . .
Comments
Post a Comment