Sangat iri kadang kadang ketika sadar kalau aku tidak pernah kuliah. Banyak temanku yang sudah menyelesaikan pendidikan tinggi itu. Ada pula beberapa yang kukenal menyelesaikan pendidikannya di luar negeri. Dan aku? Masih hanya lulusan sekolah Menengah Atas. masih tertolong dengan kata terakhir “Atas”. Seandainya aku hanya lulusan SMP, mungkin aku akan menulis Sekolah Menengah saja, jadi masih terasa ambigu bisa SMP, bisa SMA.
Bukan malu sebenarnya hanya lulusan SMA, toh aku kini bisa kemanapun pergi, bisa bekerjasama dengan orang orang yang memang mempunya pendidikan cukup. Tetapi secara akademis, terkadang aku masih belum benar benar paham. Dan kadang, berfikir, mungkin jika aku kuliah, aku bisa mengambil sikap yang lebih baik dari ini.
Alasan yang sudah biasa terpakai kenapa seseorang tidak bisa kuliah. Dan alsan itu pula yang menjadi penghambat kenapa aku tidak kuliah. Beberapa kali bahkan aku berpikir, tanpa kuliahpun aku bisa mengejar pengetahuan yang aku ingin dapatkan. Sering sekali berpikir demikian.
Sampai saat ini untuk masalah pendidikan buatku masih kurang. Untuk aku pribadi. Aku benar benar masih merasa sangat bodoh. Kurang pengetahuan, kurang wawasan, kurang pengalaman, dan sebagainya. Aku bahkan kadang kadang masih takut untuk berdiskusi dengan seseorang yang jika aku tahu, pendidikannya lebih tinggi dari aku. Aku kadang menutup dengan kalimat, “oke aku sudah paham”.
Kalimat itu biasanya untuk menghindari berdebatan. Karena memang aku inginnya diskusi. Artinya aku akan menanyakan dengan sedikit kritis sesuatu yang aku pahami. Jika aku tidak paham, yang aku lakukan hanya menyimak baik baik apa yang ingin disampaikannya. Bagiku ini bagian dari belajar. Pengetahuan itu mahal harganya, hingga untuk membeli buku ketika aku ada rupiah lebih, pasti aku beli. Dan aku tidak sayang dengan rupiahnya demi buku itu.
Kuliah |
Kuliah sebenarnya penting atau tidak? Oke, tanpa berdebat, buat aku pribadi penting. Tetapi bukan lulusnya, tapi proses belajarnya. Kadang kadang secara emosional aku pernah menjawab “kalau ada kampus yang mau meluluskan aku hanya dengan buat skripsi, aku akan daftar disana”. Kalimat ini aku pakai menjawab ketika aku sudah frutasi dengan banyaknya kondisi para sarjana yang tidak cakap di bidangnya. Aku tidak katakan mereka bodoh, tapi mungkin mereka tidak serius belajar ketika di bangku kuliah.
Kuliah itu penting, tetapi lebih penting, Mulia dengan pengetahuan,. Pendidikan itu penting, dan untuk orangnya, paling penting menjadi terdidik. Untuk menjadi mulia, serap dan terap. Dan serap dan terap selalu ku coba untuk lakukan meski tidak kuliah. Menyerap pengetahuan dari orang orang yang kutemui. Bahkan termasuk menyerap kelicikan kelicikan mereka. Menerapkan pengetahuan pengetahuan yang kudapatkan, termasuk menerapkan hal hal yang licik.
Kadang ada kalimat “kalau begitu tidak harus kuliah untuk menjadi pintar, mulia, berilmu dsb”. Ya, menurutku memang tidak harus. Tetapi coba pikirkan, dengan sederhana. Jika mereka yang menempuh pendidikan formal dengan begitu gigih, dengan antusias masih ada yang jadi pengangguran, masih ada yang ekonominya kekurangan, masih ada yang terbelit masalah masalah birokrasi yang membingungkan. Lalu bagaimana kita yang tidak ada pendidikan formalnya? Bukankah kemungkinan seperti itu jauh lebih besar?
Dan beginilah tulisan ketika orang kurang pendidikan seperti aku berbicara mengenai pendidikan. Pendidikan adalah tugas mereka yang terdidik.
Sedikit kalimat pernah kudengar “seorang pengajar tidak harus pintar di mata pelajaran. Ia hanya harus mengerti cara menyalurkan ilmu itu kepada muridnya”.
Comments
Post a Comment